Sedikit demi sedikit kesibukan yang mulai melanda bagaikan tsunami wasior telah berlalu. Setidaknya satu titik telah tercapai, meskipun belum aman. Hal yang perlu ditakutkan adalah adanya ketidakcocokkan dalam suatu pijakan. Sedikit cerita perihal kehidupan bagaikan secuil biskuit sisa yang aroma-nya menggoda bila tidak kita habiskan. Ketika libur tiba, hanya teman karena tiada sanak saudara yang sanggup untuk diajak berbagi waktu. hanya teman yang terkadang waktunya selalu tersedia untuk kita, bahkan terkadang harus menghabiskan duit ratusan ribu hanya untuk menciptakan suatu ruang yang disebut sosialisasi dan memenuhi kebutuhan rohani akan ketidakmampuan diri menghadapi tekanan hidup dan kerasnya hidup di Jakarta sendiri. bersosialisasi adalah kuncinya buat bisa bertahan sampai akhir zaman. Bagimamana jika temanmu enggan untuk menghabiskan waktu denganmu? Carilah teman lain yang bersedia, jawaban sederhana itulah yang bisa kita dapatkan. Ke-engganan terkadang membuat diri kita lupa akan arti dari sebuah pertemanan. dan bukan pula rasa pilah -pilih terhadap kebutuhan. Ketika kota ini membunuhku, setidaknya ke-engganan bukanlah sebagai rasa yang menambah sesak dalam dada. Dan tidak lebih dari itu, sejenak bila terpikirkan rasa enggan itu akan menjadi bara yang akan membakar rasa jahat yang selalu sedia mengharapkan bensin yang siap membarakan dan membinasakan kita. Jangan terlalu enggan jika yang lain membutuhkan
sometimes a question more powerfull than answer
No comments:
Post a Comment