Ingin kutumpahkan samudera kegundahan dalam diriku, mencari watak batu yang tersembunyi dan mengendapkan lara yang tak terbaca oleh mata biasa. Diam itu kunci, dan ketika diam bukan berarti sebuah emas. Membuncah dan melumat, bagaikan monster kraken yang dilepaskan dan melumatku dan memakanku perlahan hingga aku hancur tanpa sisa tulang belulang. yang terabaikan tak percaya ketika semua telah menguap dari pikiran yang mendidih tak tahu malam ataukah siang tapi tersembunyi dari gelapnya perasaan. Aku galau, aku meracau menuliskan mantra-mantra pengusir gulana karena gundah entah kemana. Percikan galau ke semua arah, tanpa bisa ditebak dan disekap. Aku meracau, meracau dengan perkataan yang tak biasa, bagaikan Doa yang terdengar baru dari seorang religius pasti. Bahkan aku sendiripun tak mengerti.
sometimes a question more powerfull than answer
No comments:
Post a Comment