Mudik (lagi)

Sudah 7 kali puasa 7 kali lebaran selalu rutin dan alhamdulillah belum pernah absen dalam menjalankan budaya yang satu ini. Budaya Mudik, dimana para perantau-perantau seperti saya ini pulang kampung ketika lebaran idul fitri tiba. Budaya seperti ini harusnya sudah bisa diakomodir oleh pemerintah sebagai regulator yang mempunyai wewenang dalam menamung segala permasalahan yang berkecamuk ketika musim mudik tiba, tapi dalam kenyataannya hal ini telah menjadi penyakit akut tiap tahun yang menimbulkan permasalahan yang serius. Seharusnya Pemerintah bisa menghandle masalah ini, mulai dari tersedianya sarana dan prasarana mudik, pendistribusian tiket dan pengaturan pemudik yang menjalankan ritual tersebut. Penyediaan sarana dan prasarana sepertinya sudah maksimal dilakukan oleh pemerintah kita, mulai dari angkutan darat, laut dan udara. jalan-jalan diperbaiki dan sebagainya. Pendistribusian tiket yang menurut saya kacau-balau dari jaman dulu, mungkin dianggap musim calo. Kalo tidak ada oknum yang membackingi ndak mungkin calo itu bisa tumbuh subur, betuuul? selanjutnyapengaturan jadwal mudik yang menurut saya sangat sering bertabrakan dan sering bersamaan karena tiap perusahaan tidak bisa mengambil kebijakan yang efektif buat karyawannya salah satunya mudik bergilir dsb. tapi itulah..Indonesia tetep Indonesia. Mau menhub nya siapa aja kao masih sentralisasi kayak gini ya jangan harap semua bisa berjalan lancar dan benar. Selama 7 kali ritual mudik itu banyak beberapa catatatn yang menurut saya sangat susah untuk diminimalisir : 1. tiket mudik , dikarenakan banyaknya calo. 2.tiket balik, sma jugakarena beberapa pemudik yang(merasa) sukses dikota besar membawa sanak familinya untuk mengadu nasib di kota besar. dan ujug-ujungnya ya permasalahan sosial lagi. itulah hidup, karena tiap orang berhak hidup dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Selamat Mudik, hati-hati dijalan. Jaga barang bawaan dan Jaga kondisi fisik  dan jangan lupa berdoa, semoga selamat sampai tujuan dan selamat berkumpul dengan keluarga.(jizu)

sometimes a question more powerfull than answer