Sunday, March 10, 2013

Compromise & Collaborate My Ego

Dini hari, ketika lelap masih dominan menguasai. Jika termenung adalah membuang waktu lalu apa pekerjaan lain yang tidak membuat waktu itu menebas dengan kuatnya.Aku sudah bosan mengeluh dan mendengar keluhan. Dan itu manusiawi, dimana hal yang lumrah mengalir apa adannya. Setelah sekian lama terdengar janggal memang jika percobaan mengkompromikan ego dengan secangkir kopi, mengkompromikan kondisi dengan dasi dan mengkolaborasikan kejenuhan dengan basa-basi. Sempat berpikir untuk brhenti berharap, kepercayaan terhapus dan terkikis sekali lagi oleh polusi kota ini. Bermimpi pun sekarang, bukan tak berani, namun seolah mimpi dan realitas enggan berjalan bersamaan apalagi berjalan bergandengan tangan. Ah Pendosa, sampai kapan dan entah sampai kapan selalu memandang luasnya dunia ini dengan sudut yang cukup sempit? lalu kapan kau akan mencetak goal-nya ? ada hanya nyaman sebagai penghangat bangku cadangan ?, nyaman bergaji tinggi namun harus melawan bosan, atu mungkin tepatnya seperti itu? dibayar untuk bosan tanpa bisa harus menghindari karena aturan. sabar-sabar suatu saat kau juga akan bisa, akan hadir masa yang kau inginkan dimana Ego sudah nyaman berjalan dengan kondisi sekarang. 




sometimes a question more powerfull than answer

No comments: