Friday, June 15, 2012

Bukan Pencitraan



             Semenjak mengikuti twit dengan anonim @triomacan2000 pandangan negatif terhadap bangsa ini semakin menjadi dan menyuburkan rasa buruk sangka terhadap bangsa sendiri. Bukan menambah semakin benci namun menguatkan rasa apatis. Kasus demi kasus yang muncul di tutup dengan isu-isu baru, kadang penting kadang tidak. Percaya deh Topik yang sedang populer akhir-akhir ini adalah korupsi, apalagi yang menyenggol kata pajak di dalamnya so seksi untuk diberitakan, bikin rating naik dan mengalahkan infotaiment yang sedang hot-hotnya membicarakan kepalsuan mister Bean KW sekian. Korupsi memang kosakata yang populer, diusung ketika era reformasi  dan membahana di bumi Indonesia ini. Tanah Air yang ibarat kekasih kini sedang tak mendominasi rasa cinta di hati. Jujur perasaan Apatis kini sedang tumbuh subur dalam diri. bertanya kemanapun jawabannya tetap, googling dengan kata kunci Indonesia pun yang terkenal hanya hal negatif. Dimana kah kau hal posistif yang kutemukan dalam diri Bumi Indonesia?. Jika menyenggol kata pajak dengan dikombinasikan dengan kata Korupsi akan menjadi kolaborasi yang menarik animo masyarakat Indonesia. Melupakan serial sinetron yang semakin membodohkan masyarakat dan mulai menyerap berita demi bahan sebuah gosip jalanan, bahan untuk sosialisasi sesama. Karena boleh jujur, mayoritas manusia Indonesia Benci dengan kecurangan. Siapa yang mau dicurangi dalam hidup ini?.
            Dari era GT, DW sampai yang terbaru TH. Untuk inisial yang terakhir saya kenal sekali dengan oknum tersebut, karena dia mantan bos saya sewaktu dan dalam ingatan saya pernah sekali ditraktir makan sama dia karena sewaktu mau bayar dibayarin duluan.Bukan menjudge buruk ataupun baik, karena itu tak ada gunanya. TH memang pribadi yang cukup unik. Cukup satu kalimat itu saja yang bisa mewakili siapa dia. kadang saya juga masih meragukan integritas dari diri saya sendiri.Bersikap sinis namun terkadang tidak terima ketika dikoyak karena saya yakin perubahan itu datang ketika modernisasi mulia didenggungkan. Penguasa masa lalu memang menyisakan dosa masa lalu yang harus ditanggung oleh ribuan pegawai sekarang. Mereka yang lolos mungkin berleha-leha dan terkadang denggan bangga menceritakan kisah sukses(kelam) di masa lalu,ketika si seksi terlihat sangat seksi sekali. Dibilang berjuta-juta kalipun masyarakan sudah melihat miring seperti pepatah jawa "becik ketitik,ala ketoro" dan itu akan terbawa sampai dimasa yang akan datang. Tapi sekali lagi saya katakan kita bukan seperti itu, beberapa oknum itu adalah nila dan kami adalah susu sebelangga, dan susu itu masih bertahan menjadi susu. Ini Bukan pencitraan, karena negeri ini sudah capek dibohongi oleh pencitraan. Salam jujur dari salah satu pegawai DJP di negeri ini.








sometimes a question more powerfull than answer

No comments: