Terkadang memikirkan sesuatu hal yang sulit dimengerti dengan sekilas baca, untuk kesekian kali terkadang kita menemukan perbedaan yang naluriah maupun sengaja dibuat-buat untuk memantik rasa yang terlukis secara perlahan dalam hati yang hinggar-binggar oleh buaian dan sentuhan yang terasa lembut. Tak pernah ada dan terlintas, walaupan ada salah satunya hanya menguji seberapa besar nyali dan seberapa dalam rasa yang tercipta itu bisa membuat kuat rasa, bagaikan bumbu penguat rasa dalam setiap masakan yang membuat segalanya bertambah . Dan kelak ketika kuingat tiap serpihan rasa yang luluh secara perlahan sebelum menemukan tambatan hati yang terpilih. memilih dengan hati dan sepanjang pikiran serasa yakin menyelimuti bahwai dia adalah satu yang diciptakan sebagai pendamping dan menemani salah satu cicit adam di dunia. setiap hawa yang siap menemaniku dalam kehidupan ini terpilih dari beberapa tulang rusuk yang selama dua puluh tujuh tahun yang hadir, bukan terlewat namun mungkin aku harus membuat sebuah kisah yang harus berakhir sebelum kiamat. Satu aku harus memilih satu, satu hawa yang menemaniku melewati kerasnya hidup, dan melembutkannyadengan sebuah rasa yang tercipta ketika hawa diciptakan untuk menemani sang adam. Belajar dari sejarah, dan tiap sejarah dalam masa yang berbeda itu memilki dan terkdang adalah reduplikasi kejadian yang terulang dan kita tak menyadarinya. Aku telah melewati proses itu. Bukan hanya memilih seperti masa pemilu, tapi memilih dengan hati. Karena hidup itu singkat dan sayang jika hanya terlewati dengan seseorang yang salah.
Buat sepenggal kisah pertama yang pernah singgah, engkau hadir namun sayang hanya menorehkan beberapa goresan lukisan abstrak dalam hatiku, mungkin engkau yang terindah tapi maaf kali ini lebih indah dari skala indahmu. Mungkin satu yang tidak bisa terlupakan, karena aku mengenalnya dari dirimu, dari ke-anggunanmu aku mengerti apa arti tersembunyi dibalik rasa ketertarikan.Bukan pada saat yang tepat hawa datang, dan engkau berlalu membisu menebarkan pesona anggunmu di mataku, hingga hatiku tertutup oleh cinta lain yang lebih indah. Engkau selalu hidup, bahkan ketika aku harus bertahan dari seleksi alam untuk sebuah masa depan yang pernah aku tuliskan bersama harapanku denganmu. Bila melihat aku melihat gadis berkacamata tegas, aku selalu mengingatmu dan aku hanya tersenyum, lalu tertawa secara perlahan sambil berkata kok bisa ya?
FRA, inisial kisah kedua yang tak kunjung menemukan kejelasan suatu etika dalam hubungan manusia. Mencoba memulai dengan baik dan bijak namun terlalu naif bagiku untuk mengharapakan sesuatu yang lebih darimu ketika mata hatiku masih tertutup secara rapat oleh kisah perta yang tak kunjung memberikan sebuah kejelasan dalam melangkan. Aku gila, dan tak waras selalu menghindar dari rasa yang mendera untukmu dari dalam hatiku.Ai, yang ketiga semoga potongan nama yang kau selipkan dalam nama anakmu bukan karena kau terlalu memiliki rasa itu, dan mudah-mudahan hanya gede rasaku yang membuaku berpikir potongan nama buah hatimu adalah untuk menggenang sebuah kisah yang itu.
Potongan kisah lainnya? mungkin bagaikan sebuah puzzle yang terhempas aku masih mencari potongan yang hilang dan berharap suatu saat aku menemukannya dan membuat sebuah cerita.
Buat sepenggal kisah pertama yang pernah singgah, engkau hadir namun sayang hanya menorehkan beberapa goresan lukisan abstrak dalam hatiku, mungkin engkau yang terindah tapi maaf kali ini lebih indah dari skala indahmu. Mungkin satu yang tidak bisa terlupakan, karena aku mengenalnya dari dirimu, dari ke-anggunanmu aku mengerti apa arti tersembunyi dibalik rasa ketertarikan.Bukan pada saat yang tepat hawa datang, dan engkau berlalu membisu menebarkan pesona anggunmu di mataku, hingga hatiku tertutup oleh cinta lain yang lebih indah. Engkau selalu hidup, bahkan ketika aku harus bertahan dari seleksi alam untuk sebuah masa depan yang pernah aku tuliskan bersama harapanku denganmu. Bila melihat aku melihat gadis berkacamata tegas, aku selalu mengingatmu dan aku hanya tersenyum, lalu tertawa secara perlahan sambil berkata kok bisa ya?
FRA, inisial kisah kedua yang tak kunjung menemukan kejelasan suatu etika dalam hubungan manusia. Mencoba memulai dengan baik dan bijak namun terlalu naif bagiku untuk mengharapakan sesuatu yang lebih darimu ketika mata hatiku masih tertutup secara rapat oleh kisah perta yang tak kunjung memberikan sebuah kejelasan dalam melangkan. Aku gila, dan tak waras selalu menghindar dari rasa yang mendera untukmu dari dalam hatiku.Ai, yang ketiga semoga potongan nama yang kau selipkan dalam nama anakmu bukan karena kau terlalu memiliki rasa itu, dan mudah-mudahan hanya gede rasaku yang membuaku berpikir potongan nama buah hatimu adalah untuk menggenang sebuah kisah yang itu.
Potongan kisah lainnya? mungkin bagaikan sebuah puzzle yang terhempas aku masih mencari potongan yang hilang dan berharap suatu saat aku menemukannya dan membuat sebuah cerita.
sometimes a question more powerfull than answer
No comments:
Post a Comment