Tuesday, February 21, 2012

Dan hidup

Terbangun ketika serangan luwe dalam perut two pack-ku. Berdiskusi dengan lancar dengan sahabat yang berubah jadi cinta, perlahan dan masih seperti dulu, Dia pendengar yang baik. Perlahan rasa egois dan gembok yang selama ini mengunci kegalauan terbuka dengan sendirinya, dan perlahan namun pasti aku menyadari aku tidaklah sendiri, ada si-Dia yang terus mengerti dan tetap selalu menjadi pendengar yang baik buatku,pendengar keluh kesahku yang terbaik di muka bumi ini. Bahkan ketika prasangka sebagian orang tak hinggap dalam hidup yang terasa membebani ketika rasa legowo tak mau berdamai dengan jiwa dan raga yang sedang diamuk massa.Seolah melafalkan tiap abjad romawi yang merangkai sebagian kata yang tak sulit dimengerti., bagaikan lagu Kristina  Aku terjatuh dan bangun mengejarmu, ah serasa hiperbolis jika jatuh bangun yang jelas dengan sebelah mata aku menganggapnya sebagai jalan hidup yang harus dilewati. Meski termanggu lama untuk memahaminya. Diberi harapan dan aku terbang hingga menghilang diantara kebohongan dan sendiri tak ada lagi yang mengerti. Mencoba menyimpulkan antara fusi dari dikhianati, hanya merasa dengan praduga.Mengayun ragu dan melupakan malu. menjelajah belantara tanpa makna, aku punya cahaya namun tak mampu ku bersinar, aku bagaikan kuncup yang tak mampu mengembang demi sebuah penghargaan.Dan kurasa mimpiku telah sirna sebagian, dan sebagian lagi masih kucoba untuk menggapainya dengan tetes keringat yang tersisa, mungkin mengindahkan lelah dari semua jiwa yang telah mewakili setiap peran yang kulakukan selama ini. Dan hidup harus berjalan, Diantara amukan dan gejolak jiwa yang tak lagi sepaham dengan kerelaan. Dan hidup harus dimulai, dengan pondasi yang tak termaknai dengan sempurna karena sirnanya sebuah mimpi. Dan hidup terus berjalan, ketika Aku sadari perutku mulai keroncongan di malam menjelang pagi, kubawa uang bergambar Pak  Oto iskandar Dinata untuk kubarterkan dengan seporsi pecel lele dengan nasi satu setengah yang sedang berargumen dengan dua potong tahu dan satu potong lonjong yang bergidik karena sambel pedas, kuhangatkan malam dengan teh tawar dan tak lupa kusertakan kerupuk untuk membuat suara kriuk agar meriah sebelum aku akhiri dengan kalimat hamdalah.  



sometimes a question more powerfull than answer

No comments: