Thursday, January 5, 2012

Eka.r520m

Ketika sebuah cerita hidup seorang sahabat berakhir, seolah mata mempresentasikan kesedihan diatas rasa kehilangan. Ketika memori bertubi-tubi mengayun rasa yang mendesir dalam hati, menengadah dengan tatapan kosong seolah rasa percaya hilang seketika oleh magic tanpa mantra. Aku disini dan sekarang kau disana, merasakan kebahagian yang kekal, aku menyimpulkan seperti itu dan kita pun bersepakat seperti itu, karena kau baik. Cukuplah mudah menghilangkan ragu yang menghakimi jika engkau tak baik. Tawamu seolah penuh misteri seperti kalimat sakti yang sering kau ucapkan, tertawa bukan selalu berarti bahagia, sarkastik bahasa universal manusia yang mudah dipahami dan kau membalikkannya.Aku suka kesederhanaanmu, yang mengikis rasa tak beretika di ibukota. Aku suka Candamu, yang berkekuatan nampol dan maknyus seperti dua kata yang sering kau ucapkan dalam menyelami rasa. Entah berapa kata lagi aku mencoba mengingatmu dan mendeskripsikan tawamu, candamu dan misteri yang lekat dengan hidupmu. Aku menyerah menerkamu, menerka segala tentang mimpimu. Saat semua tangis mengiringi kepergianmu kawan, saat semua air mata tak terbendung dari mata seorang laki-laki . Bagi laki-laki sejati menangis itu banci, tapi aku rela disebut banci kali ini.


Untuk eka.r520m





sometimes a question more powerfull than answer

No comments: