Wednesday, April 15, 2009

PEMILU dan Legowo

 
Pesta Demokrasi rakyat Indonesia Tahap I telah usai namun beberapa masalah timbul secara bergantian tanpa ada penyeleseian yang jelas. Media memang berperan cukup dominan dalam memberikan dan menciptakan opini publik terhadap  Pemilu periode maupun periode-periode  sebelumnya.Namun cukup disayangkan ketika kebebasan pers sudah mulai menemukan nadinya, banyak pihak yang mulai menyalahgunakan arti kebebbasan itu, mulai dari kebohongan publik, penyalahgunaan kebebasan bersuara dsb.Melihat Headline Kompas Hari ini Rabu,15 April 2009 dimana menyebutkan para elite politik partai-partai gurem yang dimotori oleh para ketua Umum dan Pentolan-pentolannya bertemu di Rumah Megawati S. Putri (maaf bila tidak menyebutkan nama Soekarno, karena menurut saya anda belom pantas menyandang nama besar  ^_______^V) dan merencanakan mengugat Pemilu 2009 ini. Disitu terlihat kalo mereka tidak ikhlas dan legowo menerima hasil Pemilu 2009. Saya bukan Pengemar maupun simpatisan Partai politik pemenang maupun yang ada pada  gambar diatas, namun kalo kita melihat dari sisi lain sama saja kita tidak bisa menerima kekalahan, jika kita kalah kita mengugat, pemenang pasti jadi pihak tergugat dan dianggap curang. Merasa Pemilu kali ini paling buruk sepanjang sejarah dan tetekbenggeknya. bangsa Indonesia harus belajar Legowo, bisa menerima kekalahan, Liverpuldian aja bisa menerima kalo The Kops tersingkir dari arena piala Champion ^_____^V(maaf yee....). Saya melihat contoh dari Pilkada Jatim, dimana pasangan Kaji yang sampai sekarang masih mengugat kemenangan Pasangan terpilih Soekarwo dan Saefulullah Y. Semua ada cacatnya bung, "tak ada gading yang tak retak", walaupaun pemilu 1955 di plot sebagai  Pemilu terbaik sepanjang sejarah Berdirinya Republik ini, pasti juga ada cacatnya.Menurut saya ya inilah yang terbaik yang bisa dilakukan oleh bangsa ini. Pemilu Curang...? DPT bermasalah? kalo masalah yang satu ini saya maklum, lha wong saja yang mengkompilasi beberapa laporan seluruh kanwil se-Indonesia aja ada selisih, kadang selissihnya gak tanggung-tanggung, gimana ngurus para Warga yang punya hak pilih..? Kalo ini kesalahan tukang sensus nya, dan kalo belom terdaftar ya mbok sebelum hari H pemilu itu heboh duluan, jangan pas mendekati hari H dsb.Apa anda yakin dengan masalah ini?, Saya yakin pasti anda dipengaruhi oleh pendapat publik yang ada di media-media di Indonesia. Ingat Bung Para pemilik Media Telekomunikasi Indonesia yang punya rata-rata orang politik dan politikus semua, semisal Surya Paloh, politikus juga khan...?. jadi jangan terlalu percaya sama Informasi yang ada di media-media, saring dulu, teliti informasi itu, sebelum mengaplikasikan info yang sampeyan download ke otak sampeyan. Yang jelas yang kalah ya harus legowo nerima kekalahan, mungkin sukses yang tertunda, nggak perlu repot-repot stress, saya heran para caleg itu apa ya ndak mikir, udah habis-habisan malah nambahin ngrepotin keluarga yang lain karena stress, coba kalo  semua pada legowo. Inti pendapat saya mengenai Pemilu 2009 : Kalo dibilang jujur ya tidak terlalu jujur, kalo dibilang sesuai rencana ya banyak masalah, pasti ada yang menang dan yang kalah," yang menang jangan Jumowo dan yang kalah harus legowo" , tapi itu sudah "MAKSIMAL" yang bisa dilakukan bangsa ini. menurut saya.^______^ (jizu/apr)



sometimes a question more powerfull than answer

1 comment:

Erikson said...

iya neh, kalo yang diatas (para elite politik, red) yang judul peranannya adalah tokoh panutan yang mesti dicontoh aja saling panas2an, tuduh2an, sinis2an,ya.. gak akan selesai2 urusan negara, bukannya mau mbanding2in ya, itu waktu di USA, antara kandidat gila2aan sarkastiknya waktu kampanye, tapi begitu hasil da keluar, yang kalah langsung menyerukan pendukungnya buat mendukung presiden terpilih... hehehe, mungkin bener2 kata GIE, mereka2 sekarang ini adalah generai2 tua sementara kita adalah generasi2 muda yang ditugaskan menggantikan mereka... setuju ma om jiezu :'yang menang jangan Jumowo dan yang kalah harus legowo'