Zaman Batu Baru sudah dimulai !
Awalnya saya bingung, dengan tingkat dobel g masih satu berarti bingung itu masih bisa dihadapi dan selesaikan. Ya, New Megalitikum Era sudah dimulai, atau lebih familiar di telingga kita dengan sebutan demam batu akik. Sekarang,di setiap sudut pastilah hampir selalu ada tukang asah batu, tukang pasang emban dan sebagainya.Masjid yang biasanya sepi jadi rame gara-gara halaman depannya dipakai untuk buka lapak jualan batu akik. Dari anak muda sampai yang aki-aki, dari anak pria bahkan wanita seakan melebarkan sayap emansipasinya ke dunia yang satu ini. Seolah program emansipasi tak akan pernah eksis sebelum apa yang digandrungi pria digandrungi wanita juga. Dunia memang sudah kebolak - balik seperti yang pernah diramalkan oleh prabu Jayabaya. Hobi aki-aki kini menjadi hobi semua umat. Anda akan tercenggang jika melihat di pelataran Sekolah Dasar ada abang-abang yang biasanya jualan gulali pakai pewarna pakaian berubah haluan menjadi pedagang akik sintetis seharga lima ribuan. Sungguh kasihan anak-anak sekarang, selain childhood nya dirampok oleh sinetron GGS, tren batu akik juga mulai menjamahnya, bisakah anda bayangkan bagaimana negeri ini dua atau tiga dekade mendatang. Fokus ke akik fever, seharusnya ini sudah menjadi wabah nasional. Bagaimana dengan Saya? Awalnya saya cuek dan sinis terhadap Fenomena ini. maklum jangankan pakai batu akik, setelah acara pernikahan saya selesai pun cincin perkawinan sudah berpindah dari jari kelingking saya ke kotak cincin itu lagi. Tapi semua berubah ketika duo serigala menyerang eh, berawal dari rekan security di tempat saya yang hampir tiap hari berusaha mengoda dengan berbagai macam koleksi batu akiknya dengan motif ekonomi dengan kalimat rayuan saktinya " mas beli batu ini dong, buat beli susu anak nih" (dengan muka memelas, karena saya tahu ketika itu gaji mereka belum dibayarkan beberapa bulan karena pergantian vendor. Dari situlah virus era megalitikum baru memasuki diri saya, hari kehari seakan virus itu memperpanjang masa inkubasinya di dalam diri saya. akhirnya virus itu sukses mematahkan segala keyakinan saya tentang batu akik dengan mudahnya. Apalagi potensi keekonomiannya masih tergolong masih tinggi untuk saat ini. jadi ya mengalir saja. Dari mulai cari bahan sendiri, tepatnya minta temen buat nyariin dan rajin bergerilya ke teman jika mereka tinggal di Daerah yang memliki ciri khas batu akik, meskipun banyak gagalnya. Terkadang bagi teman-teman saya pria modern itu tak suka batu, tapi pendapat itu akan patah dengan sendirinya ketika keindahan batu akik mulai memalingkan dunianya. Jika dahulu kala ada pepatah bilang, Pria akan takhluk pada tiga hal : Harta, Tahta dan Raisa (baca: Wanita) sekarang berubah menjadi : Harta, Tahta dan Batu Akik ^_____^.
sometimes a question more powerfull than answer